Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

16 Ribu Ton Tembakau Lombok 2023 Belum Terserap oleh Perusahaan


Dalam industri pertembakauan di Indonesia, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau Virginia terkemuka. Pemerintah Provinsi NTB memperkirakan bahwa produksi tembakau petani di wilayah ini pada tahun ini akan mencapai angka sekitar 35.000 ton. Namun, terdapat sebuah permasalahan yang timbul: estimasi produksi perusahaan hanya mencapai 19.000 ton. Artinya, masih ada sekitar 16 ribu ton tembakau yang belum dapat terserap oleh perusahaan.

Dalam sebuah pengarahan yang dilakukan oleh Dr. H. Fathul Gani, M.Si., Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB, ia menyoroti pentingnya komitmen perusahaan dalam menyerap tembakau petani yang sudah dipanen. Hal ini juga didasarkan pada Perda Nomor 4 Tahun 2006 dan Pergub Nomor 2 Tahun 2007, yang mengatur tata laksana budidaya dan kemitraan serta untuk kepentingan pembinaan dan pengendalian usaha budidaya dan kemitraan perkebunan tembakau Virginia di NTB.

Permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah kompleksitas dalam sistem penilaian kualitas atau grade tembakau. Saat ini, rata-rata perusahaan melakukan peng-grade-an mulai dari 45 hingga 70 jenis. Hal ini menjadi kendala bagi petani dalam melakukan pemilahan saat pengepakan. Dr. Fathul Gani menegaskan pentingnya penyederhanaan kualitas atau grade tembakau agar lebih mudah dihapal dan dicerna oleh petani. Selain itu, perusahaan juga harus lebih terbuka dan transparan dalam melakukan peng-grade-an, sehingga keputusan tidak terkesan sepihak.

Dalam menghadapi musim tanam tembakau tahun 2023, Pemerintah Provinsi NTB telah menetapkan langkah pengawasan yang lebih ketat terhadap kinerja perusahaan tembakau di wilayah ini. Pengawasan tersebut akan dilakukan melalui pembentukan kelompok kerja (pokja) yang bertugas memantau dan mengawasi seluruh proses pertembakauan.

Selain itu, pemerintah daerah juga mewajibkan badan usaha memiliki izin dari Gubernur dan melaporkan rencana pembelian di awal tahun serta realisasi pembelian di akhir tahun. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemitraan antara badan usaha dengan petani serta memberikan pembinaan kepada petani mitra mereka.

Pemerintah Provinsi NTB melaksanakan program usaha budidaya tembakau Virginia melalui pola kemitraan dengan tujuan utama untuk memberikan manfaat yang seimbang dan berkelanjutan bagi pelaku usaha. Program ini juga bertujuan untuk memperkuat posisi tembakau Virginia sebagai komoditas unggulan daerah yang mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional. Harapannya, program ini dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kuantitas produksi tembakau di NTB serta berdampak positif terhadap perekonomian daerah.

Dengan kolaborasi yang baik antara petani, perusahaan, dan pemerintah, diharapkan masalah estimasi produksi tembakau yang belum terserap dapat diselesaikan secara efektif. Seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, industri pertembakauan di NTB akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

Posting Komentar untuk "16 Ribu Ton Tembakau Lombok 2023 Belum Terserap oleh Perusahaan"