Tembakau Virginia Lombok Sejarah dan Perkembangannya
Tembakau Virginia Lombok - Pulau Lombok dikenal sebagai penghasil tembakau Virginia FC kualitas baik, Konon sejak zaman Belanda tembakau sudah banyak ditanam di Lombok. Waktu itu tembakau yang ditanam disebut tembakau rajangan Ampenan. Dahulu Ampenan adalah kota pelabuhan besar tempat kapal-kapal niaga bersandar.
Setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia penanaman tembakau mash dilanjutkan di Lombok. Pada tahun 1960 beberapa perusahaan tembakau mulai masuk ke Lombok. PT Faroka SA adalah yang pertama kali masuk dalam industri tembakau di Lombok, disusul oleh PT BAT Indonesia, PTP XXVII, PT GIEB, dan UD Tani Praya. Sedangkan PT Djarum masuk di Lombok pada tahun 1985.
Pada awalnya petani tembakau di Lombok menjual tembakau dalam bentuk basah dan rajangan. Selain tidak banyak member untung petani, cara seperti itu juga merugikan pabrik karena suit menetapkan grade. Kondisi itu diperunyam oleh inefisiensi karena penambahan tenaga kerja. Akhirnya, berkat upaya pembenahan intensif para petani tembakau di Lombok mulai menjual tembakau kering.
Sampai saat ini Lombok masih menjadi pemasok utama kebutuhan tembakau Virginia di Indonesia. Kualitas tembakau Virginia Lombok cukup diperhitungkan di dunia, Saat ini luas areal tembakau di Lombok berkisar antara 22 hingga 24 ribu hektare. Lahan seluas itu bisa memproduksi kurang lebih 40.000 ton tembakau Virginia. Kendati demikian, jumlah sebesar itu mash kurang untuk memenuhi kebutuhan Virginia di Indonesia. Akibatnya, Indonesia mash harus mengimpor tembakau Virginia dari beberapa negara penghasil tembakau Virginia seperti Cina dan Brazil.
Saat ini pasar sigaret dunia menginginkan rokok putihan yang bernikotin rendah. Tren sudah berubah drastis. Diperkirakan tren rokok putihan ini masih akan bertahan cukup lama mengingat adanya peraturan yang membatasi kandungan nikotin dalam rokok. Karena itulah tembakau Virginia sangat dibutuhkan.
Mengapa Harus Tembakau Virginia Lombok ? Mengapa Harus di Lombok?
Asal mula tembakau virginia lombok dibawa oleh Bapak Iskandar yang di tugaskan oleh PT Djarum untuk menanam tembakau virginia lombok di pulau Lombok secara intensif pada pertengahan tahun 1980.
Meningkatnya permintaan rokok putih rendah nikotin juga didorong oleh pembatasan kadar tar dan nikotin dalam rokok. Untuk produksi rokok putih rendah nikotin, jenis tembakau yang paling cocok adalah Virginia FC. Tembakau Virginia FC memiliki karakter tipis, elastis, dengan daya kembang tinggi, mempunyai kadar gula yang tinggi, dan kadar nikotin rendah.
Sekitar tahun 1985 Iskandar sempat melakukan survei di beberapa daerah yang diperkirakan cocok ditanami tembakau Virginia. Saat itu lahan Virginia terbesar di Indonesia terdapat di Bojonegoro. Djarum berencana mencari pengganti tembakau Virginia Bojonegoro. Iskandar melakukan survei di Bondowoso, Ponorogo, Jember, hingga Bali dan Lombok. Menurut pengamatan Iskandar daerah yang paling ideal adalah Bali dan Lombok. Tetapi Bali tidak memungkinkan untuk ditanami tembakau dalam jumlah besar, lahan yang sempit adalah alasanya. Saat itu lahan perkebunan di Bali didominasi anggur. Lagi pula kebanyakan lahan kosong di Bali lebih diutamakan untuk tujuan pariwisata daripada pertanian dan perkebunan.
Lombok menjadi pilihan. Lombok, menurut Iskandar, adalah daerah dengan karakter tanah subur dan memiliki pengairan yang baik. Selain itu, perbedaan antara suhu sing dan malam cukup tegas. Tegas dalam arti, antara lain, pada sing hari suhu bisa mencapai 32 derajat Celcius dan malamnya bisa turun meniadi 20 derajat Celcius. Ada jarak yang tegas antara suhu sing dan malam sehingga hasil proses fotosintesis pada sang hari bisa ditumpuk dengan baik malam harinya. "Ibarat orang bekerja seharian, bisa beristirahat dan bermetabolisme dengan baik malam harinya," tutur Iskandar. Selain itu, di Lombok juga jelas batas antara musim hujan dan musim kemarau.Daerah-daerah lain seperti Lampung dan Kalimantan tidak memiliki ketegasan seperti itu. Lombok semakin ideal bagi tembakau karena airnya banyak mengandung Mg, unsur kimia yang merupakan inti dari klorofil.
Tembakau Virginia Lombok berkembang pesat, meski tentunya bukan tanpa hambatan, seperti yang dihadapi Iskandar pada saat merintis. Prediksi Iskandar tentang ketepatan tanah Lombok untuk budi daya Virginia FC terbukti. Pada tahun 1990, dari segi kuantitas maupun kualitas produksi, tembakau Virginia FC di Lombok sudah menyalip tembakau Virginia Bojonegoro.
Dalam waktu singkat Lombok berhasil menjadi pemasok utama Virginia FC mengalahkan Bojonegoro karena beberapa faktor. Pertama, produksi tembakau Bojonegoro mengalami penurunan kuantitas maupun kualitas. Ini disebabkan oleh penggunaan chlor yang tinggi dalam pupuk. Padahal karakter tanah di Bojonegoro memiliki kadar liat yang tinggi, topografi datar, dengan drainase yang jelek, sehingga mampu mengikat chlor. Di samping itu Bojonegoro merupakan langganan banjir dari limpahan Bengawan Solo yang membawa dan mengendapkan chlor dalam tanah dalam jumlah tinggi. Sedangkan chlor, harus diketahui, kurang baik untuk tembakau.
Faktor kedua, petani tembakau di Lombok tidak takut berinovasi. Menurut Iskandar, para petani di Jawa sering terlalu takut dan berhati-hati dalam budi daya. Sehingga jika ada inovasi baru dari pabrikan petani agak ragu dalam menerapkannya. Petani Lombok lebih berani dalam hal ini sehingga saran-saran mutakhir dari pabrikan bisa diterapkan langsung, dan hasilnya pun terlihat langsung.
Catatan; Tulisan ini di kutip dari Buku Dunia Iskandar tulisan Nuran Wibisono ( Bapak Iskandar adalah pelaku pelopor tembakau virginia lombok yang di tugaskan oleh PT Djarum)
Posting Komentar untuk "Tembakau Virginia Lombok Sejarah dan Perkembangannya"
JIka ada Pertanyaan seputar tembakau silahkaan hubungi tombol whatsapp disamping halaman ini.